Harga Lombok Sepedas Rasanya

Pendahuluan
       Mengurus rumah tangga sudah menjadi kewajiban para ibu, bahkan saat ini wanita juga bekerja diluar rumah, untuk meningkatkan pendapatan keluarga agar kesejahteraan tetap terjamin. Hampir setiap pagi para ibu-ibu dengan badan letih, karena masih mengantuk dan terasa kelelahan sisa kerja keras kemarin, dengan memaksakan diri untuk segera pergi ke warung membeli bahan makanan untuk hari ini. Sampai di warung dengan mata yang masih samar para ibu-ibu ini mulai bengong dan bingung berfikir apa yang akan dimasak untuk makan suami dan anak-anak hari ini. Sambil memutar otak terus merencanakan menu hari ini, tangan terus memilih apa yang tersedia di warung hari ini. Tetapi para ibu-ibu mendadak tercengang tatkala meminta pedagang untuk menimbang cabai alias lombok seperempat kilo, dan ibu pedagang warung langsung berkata,” Ibu harga cabai tidak sama dengan kemarin, jika kemarin harga per seperempat kilo hanya Rp 5.000,- sekarang Rp. 15.000,- rupiah gimana bu?”.  Ibu-ibu ini langsung terkaget-kaget, bagaimana bisa dalam sehari harga cabai bisa naik 3 kali lipat. Itulah kondisi nyata yang akhir-akhir ini sering dialami para ibu rumah tangga tatkala ke warung berbelanja kebutuhan dapur.
Pusing kan, apalagi jika jatah uang dapur masih sama seperti sebelumnya, jelas saja jadi bingung, bagaimana mereka mengatur uang belanja yang jumlahnya sama untuk mendapatkan produk bahan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya, sementara harga-harga komoditas sudah melambung, tidak hanya cabai, gas, minyak goring juga yang lainnya. Sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia,hampir sebagian besar tidak bisa makan tanpa sambal, yang salah satu bahan bakunya adalah cabai. Kata mereka“ tanpa sambal makan terasa tidak maknyos”
Makanan yang dimasak para ibu rumah tangga di rumah maupun yang dibeli sudah matang, rata-rata menggunakan bahan cabai sebagai tambahan bumbu yang membuat makanan tersebut disukai, karena selera mayoritas penduduk adalah rasa pedas. Banyak makanan yang dijual selalu menyediakan sambal untuk tambahan tatkala dikonsumsi, seperti bakso, gado-gado, mie termasuk masakan siap saji seperti Fried Chiken, Pizza maupun burger dan lainnya.
Kondisi ini yang menyebabkan ketergantungan masyarakat Indonesia semakin meningkat terhadap cabai.  Sensitifitas kondisi pasar berbagai komoditas di Indonesia terhadap suatu perencanaan, sangat nyata terlihat. Rencana kenaikan BBM baru diisukan, harga-harga produk sudah mulai merangkak naik, termasuk komoditas bahan pokok. Ketika kebijakan tersebut sudah diumumkan tingkat harga berbagai barang sudah berada pada puncak tertinggi, yang semakin sulit dijangkau konsumen. Dampaknya sudah tentu pada nilai uang dan daya beli masyarakat terutama para ibu-ibu yang akan menyiapkan makanan bagi keluarganya.
Sebagai contoh seperti harga cabai tersebut, hampir merata di seluruh Indonesia haraganya semakin melangit, yang membuat pusing tidak hanya konsumen, pedagang termasuk pula bapak-bapak bahkan bapak presiden. Harga cabai rawit di pasar tradisional Kota Bogor juga ikut naik tatkala harga cabe melambung, walaupun kita ketahui bogor merupakan salah satu sentra perkebunan cabai terbesar di Indonesia. Rata-rata per kilogram cabai menjelang Idul Fitri lalu naik bahkan harga per kilogram mencapai Rp35.400. Padahal, sebelumnya hanya Rp26.700 per kilogram. Kenaikan harga ini, terjadi sejak awal tahun lalu, merangkak sedikit demi sedikit. Kenaikan harga cabai terjadi, diperkirakan beberapa sentra tanaman cabai sedikit panen dan ada yang baru tanam. Para pedagang di pasar Badung  mengungkapkan bahwa menjelang tahun baru hampir setiap minggu harga cabai merah rawit naik.  Jika musim hujan terus-menerus, banyak tanaman cabai petani yang rusak, sehingga pasokan cabai terbatas sedangkan kebutuhan meningkat yang mengakibatkan naiknya harga cabai. Kebutuhan cabai tidak dari konsumen dalam hal ini rumah tangga tetapi juga ada rumah makan, hotel, home industri, dan usaha-usaha besar lainnya seperti perusahaan sambal botol, bumbu jadi dan lainnya yang juga menjadi konsumen aktif.

Pembahasan
       Kegiatan berkebun dapat dilakukan bersama-sama keluarga pada hari libur, disamping untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tanaman yang ditanam juga dapat menghijaukan lingkungan, sehingga lingkungan tempat tinggal menjadi hijau, sejuk dan lebih sehat. Bila semua masyarakat mulai membudayakan berkebun di halaman rumah, seperti yang sekarang banyak dilakukan masyarakat Amerika, Korea Selatan, Jepang dan lainnya. Hasil kebun sendiri yang dirawat dengan baik, apalagi tidak menggunakan pestisida atau berkebun ala organik pasti jauh lebih sehat dan efisien.
Tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman, demikian syair lagu yang dinyanyikan Koes Plus di era 70an, dan kenyataannya memang demikian kondisi Negara kita, yang luas dan saat ini masih subur. Permasalahannya adalah mengubah budaya masyarakat yang saat ini banyak malas dan tidak peduli dengan lingkungan untuk berkebun itu kedala utama. Banyak usaha telah dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga sosial dan kelompok-kelompok masyarakat peduli lingkungan untuk mengubah perilaku masyarakat antara lain adanya Perda tentang RTH, jalur hijau, upaya penghijauan, aktivitas penanaman bakau dan lainnya.
Tatapi kenyataannya dengan dalih berbagai kesibukan kepedulian masyarakatterhadap lingkungan hijau semakin jauh, yang terbukti dari kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah sembarangan dan merusak tanaman yang telah susah-susah ditanam. Melalui kegiatan menanam satu pohon bagi satu orang penduduk, seperti pohon cabai disekitar halaman dapur, sudah merupakan bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan, disamping dapat dimanfaatkan hasilnya untuk membuat sambal atau menambah pedas mie instan yang kita buat.
Menanam berbagai macam tanaman produktif baik untuk kebutuhan dapur maupun obat-obatan (apotik hidup) sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga baik untuk keperluan dapur maupun obat herbal yang jauh lebih sehat dari pada obat-obat berbahan kimia. Berkebun menurut hasil riset juga dapat menghilangkan stress, dan menyegarkan mata dan pikiran, karena suasana lingkungan kita jadi hijau dengan udara yang jauh lebih bersih.
Dengan demikian ketergantungan terhadap impor hasil kebun seperti cabai dapat dikurangi, bahkan seharusnya dengan luas Negara kita seharusnya kita yang eksport hasil kebuh tidak hanya cabai. Sehingga kedepan masyarakat dapat lebih mandiri, sehat dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan mengurangi anggaran belanja tersedot untuk membeli cabai, apalagi harga komoditas lainnya semakin mahal.

Simpulan
    Marilah lakukan upaya sederhana, mudah dan bersama-sama dengan mananam cabai disekitar lingkungan tempat tinggal dan juga menanam berbagai tanaman penghijauan yang dapat dimanfaat untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk apotik hidup. Upaya kecil yang kita lakukan pada lingkungan kita justru dapat berdampak besar terhadap lingkungan kita secara luas, yaitu ketergantungan kita pada cabai impor berkurang dan lingkungan menjadi hijau, udara sehat, dan penghijauan lingkungan dapat menjaga ketersediaan air tanah untuk mencegah kekeringan. Sediakan mata air bagi anak cucu kita jangan kita wariskan air mata.
Menyikapi kondisi demikian sudah saatnya kita sebagai masyarakat untuk belajar dan menumbuhkan kesadaran untuk mengurangi ketergantungan terhadap cabai dari membeli, tetapi mulai mandiri dengan mananam sendiri tanaman cabai di halaman sekitar rumah, seperti yang diajarkan para orang tua kita. Para orang tua dulu sering mengajarkan kita untuk menebar biji cabai disekitar dapur, sehingga tanpa kita sadari tanaman cabai pasti ada yang tumbuh disekitar dapur, sehingga tatkala memasak tinggal memetik saja. Jika tidak ada halaman, dapat menanam pada pot, tidak cabai, bisa juga tanaman tomat, dan lainnya, sehingga tingkat ketergantungan kita terhadap kebutuhan bumbu dapur dapat terbantu dari ketersediaan secara mandiri disekitar kita.


Posted by Ni Luh Putu Pradnya Dewi - Non Reguler FE Unwar
PENGUMUMAN PENTING : =======>>> Kepada Mahasiswa Angkatan Tahun 2015 Kelas Non Reguler FE Unwar Bahwa Ada Pemecahan KELAS Menjadi E8 dan E9, Daftar Dapat Di Unduh Pada Pengumuman Jadwal Kuliah.